Powered by Blogger.
RSS

Ada Harapan Di balik Doa Mak Ita



Tanjungpinang- Kisah mengharukan tentang kehidupan seorang pemulung barang bekas. Mak Ita (48 tahun) begitu orang biasanya menyapa, hampir semua satu komplek pasti tidak asing dengan perempuan  yang satu ini, maklum saja, ternyata ia sudah mulung di lokasi tersebut sudah hampir sepuluh tahun lamanya ia menyusuri tong-tong sampah untuk memungut gelas bekas, dan botol bekas minuman kemasan.
Seorang perempuan yang berjuang untuk keluarganya atas nama kebutuhan, atas nama realita, tidak peduli tangan kotor, tidak peduli tatap mata orang-orang sekitar, yang dia pedulikan adalah bagaimana keluarganya bisa makan, anak-anaknya bisa tidur nyenyak tanpa kelaparan. Sampah adalah dunianya, sampah adalah sumber penghidupannya, semakin banyak botol bekas yang didapatnya, semakin banyak pula rezeki yang diperolehnya. Sesedarhana itu bahagia baginya.
Niat tulusnya membuat kita terenyuh sekaligus terinsprasi, selama kurang sepuluh tahun lamanya dia hidup menjanda dengan empat orang anaknya yang masih kecil-kecil hasil dari buah cinta kepada suaminya, Dewi yang sekarang duduk dikelas 2 SMP, Kalsum kelas 6 SD, Dayat kelas 3 SD, dan Kasim yang berumur 5 tahun.Dengan sabar dia menjaga anak-anaknya, baginya anak-anak inilah harta yang paling berharga didalam hidupnya setelah suaminya pergi meninggalkan entah kemana, tanpa memberi kabar. Siang dan malam Mak Ita meminta kepada yang kuasa agar sang Gusti selalu memberi kesehatan dan kesabaran untuknya agar dia selalu bisa mengais rezeki.
Dengan penghasilan berkisar antara Rp 20.000 perhari Mak ita harus pandai mengatur uang belanja dan jajan untuk anak-anaknya, untung anaknya bisa mengerti keadaan emaknya, mereka tidak pernah menuntut ini-itu, bagi mereka bisa makan itu sudah Alhamdulillah, itulah yang membuat Mak Ita kuat untuk menjalani hidpnya bersama anak-anaknya.
Mak Ita masih merasa lega karena masih ada anak sulungnya yang mau membantunya, Dewi setiap hari Sabtu dan Minggu pergi kerumah tetangganya untuk menjual jasanya dengan  membantu Menyetrika, untung masih ada tetangga yang merasa iba dengan keluarga mak Ita,  dari hasil upah yang diperoleh ,ia pergunakan untuk membeli peralatan sekolahnya dan adiknya, ia tidak mau terlalu membebani emaknya, karena ia tahu begitu sakit emaknya untuk mendapatkan uang. Meskipun  dengan keterbatasan materi Dewi selalu mendapat juara kelas, Ya memang tidak bisa di pungkiri Dewi memang anak yang rajin.
Sang emak berharap suatu saat ada bantuan dari pemerintah untuk menyekolahkan anaknya, karena dia tidak mau nasib anak-anaknya sama seperti nasib yang di alaminya sekarang.
Saya berdoa semoga Mak Ita dilancarkan segala urusannya, diberi kemudahan dan rejeki berlimpah, dan selalu berada dalam lindungan Tuhan.
Semoga kisah nyata ini dapat menginspirasi kita semua

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 comments:

Unknown said...

sdh sepantasnya bersyukur bagi yg memiliki keadaan lbh baik dr kisah ini dan smoga mreka2 yg sdikit lbh baik tidak mengabaikan orang2 disekitarnya yg memang layak/pantas utk diberikan pertolongan..
tulisannya menyentuh..
- AW -

Post a Comment